Senin, 27 April 2009

Benarkah Kerja itu Ibadah (Buya Hamka)

Saat sedang bekerja, apakah engkau pernah mengajak kawanmu pergi sholat berjemaah, lalu dia menjawab…alah, kerja pun ibadah! Benarlah kerja pun ibadah...tapi ada tahap2 dalam ibadah..mari duduk yang tenang karena sedikit aku ingin bercerita…

Tidaklah Allah ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah.

Ibadah itu terbagi kepada empat tahap:

1. Ibadah tahap NABI
Maksud: Mengajak orang kepada Allah,
Cth: Daqwah, Tabligh, azan, nasihat, ceramah dll
Dalil:: Sesungguhnya Kamu sebaik2 Umat mengajak pd makruf… (al – Quran)

2. Ibadah tahap KHALIFAH
Maksud: berakhlak baik dengan org (makhluk) karena Allah.
Cth: Adil, sedekah, senyum, kasih sayang, hormat dll
Dalil: Sesungguhnya manusia itu dicipta sebagai khalifah (al-Quran)

3. Ibadah tahap MALAIKAT
Maksud: Buat hubungan dengan Allah
Cth: Haji,puasa, solat,zikir,mengaji dll.
Dalil: Manusia dapat mencapai lebih tahap malaikat atau bawah tahap syaithan (hadith)

4. Ibadat tahap BINATANG
Cth: Makan,minum,seks, cari tempat teduh dll.
Dalil: Burung2 keluar perut kosong balik perut penuh sambil berzikir kepada Allah(hadith)

Nah sekarang kau sudah tahu maksud ibadah, memang kerja itu ibadah tapi ibadah tahap binatang, memang wajib dilakukan tapi pandai2 lah kau membagi waktu sebab itulah turun surah ‘demi masa’

Belum juga faham?
Ada seorang sahabat Nabi tengah buat rumah (ibadah tahap binatang) tiba2 dengar azan lalu berhenti : (Ibadat tahap malaikat) walaupun hanya tinggal sebuah batu saja lagi yang akan diletakkan untuk selesaikan rumah itu, lalu org munafik tegur, “kenapa tak selesaikan,satu batu saja lagi…”sahabat tadi tdk lantas marah (ibadah tahap khalifah) dan sambil mendekati org itu “aku takut nanti Allah bertanya di akhirat, mana yang kau lebih utamakan , Allah atau batu?”(ibadat tahap nabi: da'wah) dan ajak org itu pergi ke masjid…

Belum juga faham lagi?
Kalau kau sedang bekerja... itu adalah ibadah tahap binatang, wajib kau cari rezki utuk anak2. Tapi bila sudah dengar azan wajiblah kau pergi ke masjid, itu ibadah tahap malaikat. Dalam perjalanan ada org lemas minta tolong, apabila tak ditolong jadi mayatlah pula nanti dia, maka kau wajib tolong dia ,itu ibadah tahap khalifah dan kau dapati dia org islam dan soheh tak sholat lagi, kau ajak dia sholat berjemaah sekalian....haa …itulah ibadah tahap nabi....bukan mencapai tahap nabi, tetapi ibadah tahap Nabi.

kesimpulannya: Bekerja adalah ibadah tahap Hewan (binatang)

Belum juga faham lagi?
Nanti bila engkau sudah jadi mayat kau pasti faham…insyaAllah.

Kemuliaan.... Buya Hamka

Manusia seringkali mengejar kemuliaan. Sebagian orang menyangka orang yang patut disebut mulia ialah orang yang memiliki harta yang banyak- mobilnya ditukar setiap enam bulan menurut model yang terbaru, bertumpuk-tumpuk harta dan banyak menyimpan uang dalam Bank. Tetapi orang ini tidak segan melakukan kecurangan, korupsi, kecabulan yang orang lain tidak tahu atau seakan-akan tidak tahu karena takut akan menyinggung kemuliaan beliau itu. Begitu juga kata sebagian orang, kemuliaan ialah mendapat gelar dan pangkat kehormatan. Terhias pula bintang di dada. Orang ini pun belum tentu mulia karena kadang-kadang kehormatan dan pangkat diperoleh melalui cara-cara yang tidak terpuji.

Orang yang layak disebut mulia ialah orang yang menang melawan menghadapi nafsunya yang jahat, menegakkan budi pekerti yang mulia untuk kemaslahatan ummat, bangsa dan agama serta manusia keseluruhannya. Ia berusaha memperbaiki dan memperhaluskan budi.

Yang bernama kemuliaan ialah kemuliaan jiwa. Jiwa yang melepaskan diri dari kerendahan dan perhambaan.

Kemuliaan ialah membangunkan umat yang binasa, membuka selubung kebodohan, menuntut hak yang terampas, memberi ingat kemuliaan yang hilang, membangunkan yang lalai dan menyedarkan dari lengah, mempersatukan suara dan meningkatkan semangat. Orang yang sanggup bekerja demikian, itulah orang yang mulia.

Meskipun tempat tinggalnya hanya sebuah pondok buruk, dan pakaian yang sederhana. Walaupun dia hanya makan seadanya, tidur di atas tikar karena miskinnya, mengembara ke hilir ke mudik, ke lurah dan ke bukit.

Jiwa yang demikian cukup untuk menjadi perhiasannya dan cukup menjadi tanda kesempurnaannya.

Itulah hidup yang tenteram dalam hati.

Itulah jasa yang tertulis sepanjang zaman yang selamanya tiadakan pupus.

Ke sanalah kita sekalian harus berlomba “

(Buya Hamka, Falsafah Hidup)

Sabtu, 25 April 2009

99 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman

1. Bersyukur apabila mendapat nikmat;

2. Sabar apabila mendapat kesulitan;

3. Tawakkal apabila mempunyai rencana/program;

4. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;

5. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;

6. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;

7. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;

8. Jangan usil dengan kekayaan orang;

9. Jangan hasad dan iri atas kesuksessan orang;

10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksesan;

11. Jangan tamak kepada harta;

12. Jangan terlalu ambisius akan sesuatu kedudukan;

13. Jangan hancur karena kezaliman;

14. Jangan goyah karena fitnah;

15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.

16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;

17. Jangan sakiti ayah dan ibu;

18. Jangan usir orang yang meminta-minta;

19. Jangan sakiti anak yatim;

20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;

21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;

22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);

23. Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu;

24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;

25. Biasakan shalat malam (Tahajud) dan shalat sunat Dhuha;

26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah;

27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat;

28. Sayangi dan santuni fakir miskin, anak yatim dan orang jompo;

29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;

30. Jangan marah berlebih-lebihan;

31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;

32. Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah;

33. Banyaklah belajar, menuntut ilmu dan berlatihlah konsentrasi pikiran;

34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila tidak dapat dipenuhi;

35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;

36. Jangan percaya ramalan manusia;

37. Jangan terlampau takut miskin;

38. Hormatilah setiap orang;

39. Jangan terlampau takut kepada manusia;

40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala;

41. Berlakulah adil dalam segala urusan;

42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah;

43. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala;

44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;

45. Perbanyak silaturrahim;

46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;

47. Bicaralah secukupnya, yang baik-baik;

48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;

49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu;

50. Biasakan hidup bersih, tertib, teratur dan disiplin;

51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;

52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;

53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan;

54. Hormatilah kepada guru dan ulama;

55. Sering-sering bershalawat kepada nabi;

56. Cintai keluarga Nabi saw;

57. Jangan terlalu banyak berhutang;

58. Jangan terlampau mudah berjanji;

59. Selalu ingat akan saat kematian dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;

60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna;

61. Bergaul lah dengan orang-orang soleh;

62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar;

63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu;

64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;

65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;

66. Jangan membenci seseorang karena pahaman dan pendiriannya;

67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;

68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan;

69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan;

70. Jangan melukai hati orang lain;

71. Jangan membiasakan berkata dusta;

72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;

73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;

74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan;

75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita;

76. Jangan membuka aib orang lain;

77. Lihatlah orang yg lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;

78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana;

79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan (Intropeksi Diri);

80. Jangan sedih karena miskin dan jangan sombong karena kaya;

81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara;

82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain;

83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;

84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;

85. Hargai prestasi dan pemberian orang;

86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan;

87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan;

88. Sediakan waktu untuk berolahraga, bersantai dan berekreasi yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita;

89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;

90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana;

91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan melupakan jasa kita;

92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu dan jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;

93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;

94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban;

95. Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan;

96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;

97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tantangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan, Hadapilah dengan tenang dan sabar;

98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan;

99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang;

(sumber :http://auranursyifa.blogspot.com)

Pelajaran yang bisa diambil dari kesabaran

Artikel berikut saya dapatkan dari mailist dan saya posting lagi disini karena menarik untuk dibaca dan direnungi. Catatan penggunaan “saya” dalam cerita merujuk pada penulis email ini, jadi bukan merupakan pengalaman pribadi saya. Selamat membaca.

Beberapa bulan yang lalu di meja pemesanan kamar di sebuah hotel, saya melihat suatu kejadian yang menarik, bagaimana seseorang menghadapi orang yang penuh emosi.

Saat itu pukul 17.00 lebih sedikit, dan hotel sibuk mendaftar tamu-tamu yang baru datang. Orang yang persis di depan saya memberikan namanya kepada pegawai di belakang meja dengan nada memerintah..
Pegawai tersebut berkata, “Ya, Tuan, kami sediakan satu kamar ’single’ untuk Anda.”
“Single?!” bentak orang itu. “Saya memesan double!”

Pegawai tersebut berkata dengan sopan, “Coba saya periksa sebentar.”

Ia menarik permintaan pesanan tamu dari arsip dan berkata, “Maaf, Tuan. Telegram Anda menyebutkan single. Saya akan senang sekali menempatkan Anda di kamar double, kalau memang ada, tetapi semua kamar double sudah penuh.”

Tamu yang berang itu berkata, “Saya tidak perduli apa bunyi kertas itu, saya mau kamar double.”

Kemudian ia mulai bersikap ‘Anda-tahu-siapa- saya’ lalu berkata, “Saya akan usahakan agar Anda di pecat. Anda lihat nanti.. Saya akan buat Anda di pecat.”

Di bawah serangan gencar, pegawai muda tersebut menyela, “Tuan, kami menyesal sekali, tetapi kami bertindak berdasarkan instruksi Anda.”

Akhirnya, sang tamu yang benar-benar marah itu berkata, “Saya tidak akan mau tinggal di kamar yang terbagus di hotel ini sekarang, manajemennya benar-benar buruk.” Lalu ia pun pergi keluar.

Saya menghampiri meja penerimaan tamu sambil berpikir, si pegawai pasti marah setelah baru saja dimarahi habis-habisan. Sebaliknya, ia menyambut semua dengan salam yang ramah sekali, “Selamat malam, Tuan.”

Ketika ia mengerjakan hal yang rutin, yaitu mengatur kamar untuk saya, saya berkata kepadanya, “Saya mengagumi cara Anda mengendalikan diri tadi. Anda benar-benar sabar.”

“Ya, Tuan” katanya. “Saya tidak dapat marah kepada orang seperti itu. Anda lihat, dia sebenarnya bukan marah kepada saya. Saya cuma korban pelampiasan kemarahannya. Orang yang malang tadi mungkin baru saja ribut dengan isterinya, atau bisnisnya mungkin sedang lesu, atau barangkali dia merasa rendah diri, dan ini adalah peluang emasnya untuk melampiaskan kekesalannya. ”

Pegawai tadi menambahkan, “Pada dasarnya dia mungkin orang yang sangat baik. Kebanyakan orang begitu.”

Sambil melangkah menuju lift, saya mengulang-ulang perkataannya, Pada dasarnya dia mungkin orang yang sangat baik. Kebanyakan orang begitu.”

Sangat baik untuk direnungkan dan di praktekkan (Sumber : Kumpulan Artikel Tung Desem Waringin)

Secuil kisah tentang awal berdirinya Facebook

Artikel menarik dapet dari forum. Bagus buat pertimbangan yang baru diputus cewe atau cowo, atau ada masalah lain. Supaya tidak mengambil jalan singkat

Joko (bukan nama sebenarnya) ditemukan tergantung kaku di kamar tidurnya. Sang Ibulah yang pertama sekali menemukannya karena curiga sepanjang hari Joko tidak keluar dari kamarnya. Tidak ada tanda-tanda keanehan dalam diri anaknya menurut Sang Ibu. Hanya memang sudah sejak sebulan terakhir Joko sering kepergok lagi murung dan kadang menangis. Sang Ibu tidak menyangka Joko sampai senekat itu mengakhiri hidupnya hanya karena diputus oleh sang kekasih yang akan segera menikah dengan calon pilihan orangtuanya.

Sementara, di tempat lain ada seorang pemuda lagi yang mengalami penolakan dari gadis idamannya. Daripada membiarkan dirinya dicabik-cabik oleh perasaannya, maka ia kemudian melakukan aksi sakit hatinya dengan membuat sebuah situs dengan nama facemash.com alias si wajah perkedel.

Demi mendapatkan foto teman-temannya, khususnya yang cewek. Ia nekat menerobos sistem komputer kampusnya. Lalu hasil perburuannya tersebut diunggah ke dalam situs barunya. Kemudian ia memasang sistem yang membuat setiap pengunjung facemash.com agar dapat memberi peringkat pada setiap cewek.

Akibat perbuatannya, pemuda ini dihukum oleh pihak kampus. Tapi usahanya tidak sia-sia. Popularitas facemash.com langsung melonjak, hanya dalam waktu tiga minggu pertama jumlah mahasiswa yang mendaftar sudah mencapai 4.000 orang. Anda tentu sudah dapat menduga, inilah cikal bakal dari Facebook.com yang kini anggotanya sudah mencapai 116,4 juta orang.

Siapakah pemuda itu? Dialah Zuckerberg yang waktu itu ada di semester II di Harvard. Aksi membalas sakit hati pada gadis yang menolaknya malah memjadikannya seorang triliuner termuda di dunia dengan kekayaan US$1,5 miliar di usianya kini 24 tahun.

Dua kisah di atas memiliki persamaan yaitu pemuda yang sakit hati karena cintanya ditolak. Perbedaan dari kedua kisah di atas adalah yang satu membiarkan pikirannya dikuasai perasaan, sedangkan satunya lagi segera melepaskan belenggu perasaan pada pikirannya.Seringka li seseorang menjadi sakit dan menderita karena membiarkan perasaannya menguasai pikirannya. Tidaklah mengherankan karena pada dasarnya manusia adalah mahluk kinestetik. Salah satu cara agar sembuh dari permasalahan adalah dengan membebaskan pikiran dari perasaan yang membelenggunya.

(Sumber : Kumpulan Artikel Tung desem Waringin)

Lakukan satu kebajikan setiap hari - mei tian zuo yi jian hao shi

Kebaikan sekecil apapun, jika dilakukan akan membawa dampak positif yang cukup besar.

Dikisahkan, ada seorang pemuda berusia menjelang 30 tahun. Namun sayangnya, ia hanya memiliki kemampuan berpikir layaknya anak berumur di bawah 10 tahun. Ibunya dengan penuh kasih memelihara dan mendidik si anak agar kelak bisa hidup mandiri dengan baik, terlebih karena ia merasa anaknya punya kemampuan berpikir yang sangat minim.

Si anak sangat mencintai ibunya. Suatu hari dia berkata, “Ibu, aku sangat senang melihat ibu tertawa, wajah ibu begitu cantik dan bersinar. Bagaimana caranya agar aku bisa membuat ibu tertawa setiap hari?”

“Anakku, berbuatlah baik setiap hari. Maka, ibu akan tertawa setiap hari,” jawab si ibu. “Lantas, bagaimana caranya berbuat baik setiap hari?” tanya si anak.

“Berbuat baik adalah jika kamu bekerja, bekerjalah dengan sungguh-sungguh. Bantulah orang lain terutama orang-orang tua yang perlu dibantu, sakit atau kesepian. Kamu bisa sekadar menemani atau membantu meringankan pekerjaan mereka. Perlakukanlah orang-orang tua itu sama seperti kamu membantu ibumu. Pesan ibu, jangan menerima upah ya. Setelah selesai membantu, mintalah sobekan tanggalan dan kumpulkan sesuai urutan nomornya. Kalau nomornya urut artinya kamu sudah berbuat baik setiap hari, dengan begitu ibu pun setiap hari pasti akan senang dan tertawa,” jawab si ibu sambil membelai sayang anak semata wayangnya.

Sejak ibunya meninggal, karena kenangan dan keinginannya melihat ibunya tertawa, setiap hari sepulang kerja, dia berkeliling kampung membantu orang-orang tua, kadang memijat, menimba air, memasakkan obat, atau sekadar menemani dengan senang dan ikhlas. Bila ditanya orang kenapa hanya sobekan tanggalan yang diterimanya setiap hari? Dia pun menjawab, “Karena setiap hari, setibanya di rumah, sobekan tanggalan yang aku kumpulkan, kususun sesuai dengan nomor urutnya. Maka setiap hari aku seakan bisa mendengar Ibuku sedang melihatku dan tertawa bahagia di atas sana.”

Si pemuda yang berpikiran sederhana itu telah menjadi sahabat banyak orang di desa. Sehingga suatu ketika, atas usul dari seluruh warga, karena kebaikan hatinya, dia dianugerahi oleh pemerintah bintang kehormatan dan dana pensiun selama hidup untuk menjamin tekadnya, yakni agar setiap hari bisa membantu orang lain di sisa kehidupannya.

Moral dari kisah ini
Untuk kehidupan saat ini, memang rasanya cukup sulit untuk menemukan orang yang membantu orang lain tanpa ada keinginan untuk menerima balasan. Padahal, esensi kehidupan manusia sebenarnya adalah saling bantu membantu, menolong dan ditolong.

Padahal sebenarnya, bila kita bisa berbuat baik dan membantu orang lain sesuai dengan yang dibutuhkan, akan memberikan rasa yang nikmat sekali. Tentu, untuk berbuat baik dan membantu orang lain ini membutuhkan kesadaran, latihan, dan membiasakan diri terus menerus.

Karena itu, mari kita praktekkan pepatah sederhana ini:

Tiap hari melakukan satu kebaikan. Dengan begitu, hidup akan terasa lebih hidup, dan akan kita dapatkan kebahagiaan yang sebenarnya

Do all the good you can, in all ways you can, at all the times you can, to all the people you can, as long as ever you can by John Wesley

setiap hari lakukan satu kebajikan

(Sumber : Kumpulan Artikel Tung desem waringin)

Esensi Hawa Nafsu

Oleh Taufiq Ridho


Hawa nafsu telah terpendam dalam diri manusia sejak ia terlahir ke dunia fana ini. Hakikat hawa nafsu adalah seluruh perasaan yang bersemayam dalam hati. Tapi, terkadang kecenderungan memperturutkan hawa nafsu membuat kita tidak sadar, sehingga menjerumuskan ke dalam keadaan yang tidak kita inginkan (hina). ''Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.'' (QS Shaad [38]: 26).

Firman Allah SWT tersebut menjelaskan bahwa hawa nafsu bukan esensi yang tercela. Ia telah hadir dan bersemayam pada diri setiap insan. Namun, akan menjadi tercela jika hawa nafsu tersebut cenderung diperturutkan tanpa kendali. Tanpa sadar, kita pun akhirnya melupakan perintah kebaikan dan melupakan larangan yang sudah digariskan Allah SWT.

Memperturutkan hawa nafsu tanpa mampu mengekangnya adalah sebuah bencana yang dapat menjerumuskan hamba Allah SWT ke dalam kenistaan. Karena, hawa nafsu selalu memerintahkan kita kepada syahwat yang berlebihan dan kesenangan semu belaka.

Angan-angan kosong, ambiguitas keinginan tanpa dibarengi nilai moral yang tinggi, tentunya hanya mengantarkan hawa nafsu dalam kelakuan diri manusia tanpa terkontrol. Dan, hawa nafsu yang diperturutkan, juga akan menjadikan manusia hidup dalam kesia-siaan belaka.

Ia senantiasa menari-nari di pelupuk mata dan memalingkan manusia dari pemanfaatan waktu dengan baik di dunia. Meski demikian, hawa nafsu dapat dikendalikan jika manusia sudah mengerti dan memahami esensi hawa nafsu tersebut.

Memang, tiada kebaikan yang bisa diharapkan dari seseorang pengabdi hawa nafsu. Namun idealnya, orang yang mampu menguasai hawa nafsunya dan menggunakan akal sehatnya sebagai tali kendaraan untuk mengatur laju hawa nafsu dalam dirinya, dapat menghadirkan kecerdasan dan kemuliaan dalam hidupnya.

Semoga kita akan selalu terhindar dari hawa nafsu yang tidak terarah dan tak terkendali. Karena sesungguhnya, itu adalah senjata setan yang telah dikutuk untuk menjerumuskan manusia ke dalam lembah kemurkaan Allah SWT. (di tulis ulang dari Republika online,Sabtu, 25 April 2009 pukul 23:33:00 )

Jalaluddin Rumi (Penyair dan tokoh sufi terbesar dari Persia )

WAFAT. Semua manusia tentu akan kembali kepada-Nya. Demikianlah yang terjadi pada Rumi. Penduduk Konya tiba-tiba dilanda kecemasan, gara-gara mendengar kabar bahwa tokoh panutan mereka, Rumi, sakit keras. Meski menderita sakit keras, pikiran Rumi masih menampakkan kejernihannya.

Seorang sahabatnya datang menjenguk dan mendo'akan, "Semoga Allah berkenan memberi ketenangan kepadamu dengan kesembuhan." Rumi sempat menyahut, "Jika engkau beriman dan bersikap manis, kematian itu akan bermakna baik. Tapi kematian ada juga kafir dan pahit."

Pada 5 Jumadil Akhir 672 H dalam usia 68 tahun Rumi dipanggil ke Rahmatullah. Tatkala jenazahnya hendak diberangkatkan, penduduk setempat berdesak-desak ingin menyaksikan. Begitulah kepergian seseorang yang dihormati ummatnya.

*******

Aku mati sebagai batuanl
dan menjelma sebagai tumbuhan,
aku mati sebagai tumbuhan
dan lahir kembali sebagai binatang.
Aku mati sebagai binatang dan kini manusia.
Kenapa aku harus takut?
Maut tidak pernah mengurangi sesuatu dari diriku.

Sekali lagi,
aku masih harus mati sebagai manusia,
dan lahir di alam para malaikat.
Bahkan setelah menjelma sebagai malaikat,
aku masih harus mati lagi;
Karena, kecuali Tuhan,
tidak ada sesuatu yang kekal abadi.

Setelah kelahiranku sebagai malaikat,
aku masih akan menjelma lagi
dalam bentuk yang tak kupahami.
Ah, biarkan diriku lenyap,
memasuki kekosongan, kasunyataan
Kerana hanya dalam kasunyataan itu
terdengar nyanyian mulia;

"Kepada Nya, kita semua akan kembali"

Kenapa Aku Diuji?

KENAPA AKU DIUJI?

Adakah patut kamu menyangka bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum sampai kepada kamu (ujian dan cubaan) seperti yang telah berlaku kepada orang orang yang terdahulu daripada kamu? Mereka telah ditimpa kepapaan (kemusnahan hartabenda) dan serangan penyakit, serta digoncangkan (oleh ancaman bahaya musuh), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman yang ada bersamanya: Bilakah (datangnya) pertolongan Allah?" Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (asalkan kamu bersabar dan berpegang teguh kepada ugama Allah).
(Al-Baqarah: 214)

Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yg sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui org2 yg benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org2 yg dusta."
(Al-Ankabut: 2-3)

Dan demi sesungguhnya! Kami tetap menguji kamu (wahai orang-orang yang mengaku beriman) sehingga ternyata pengetahuan Kami tentang adanya orang-orang yang berjuang dari kalangan kamu dan orang-orang yang sabar (dalam menjalankan perintah Kami); dan (sehingga) Kami dapat mengesahkan (benar atau tidaknya) berita-berita tentang keadaan kamu. (Muhammad: 31)

Tidak ada kesusahan (atau bala bencana) yang menimpa (seseorang) melainkan dengan izin Allah; dan sesiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memimpin hatinya (untuk menerima apa yang telah berlaku itu dengan tenang dan sabar); dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.
(at-Taghaabun: 11)

Dan janganlah engkau menujukan pandangan kedua matamu dengan keinginan kepada apa yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka yang kafir itu menikmatinya, yang merupakan keindahan kehidupan dunia ini, untuk Kami menguji mereka padanya; sedang limpah kurnia Tuhanmu di akhirat lebih baik dan lebih kekal.
(Taha: 131)

Sesungguhnya Tuhanmu tetap mengawas dan membalas, (terutama balasan akhirat)
(Dalam pada itu manusia tidak menghiraukan balasan akhirat), oleh yang demikian, maka kebanyakan manusia apabila diuji oleh Tuhannya dengan dimuliakan dan dimewahkan hidupnya, (ia tidak mahu bersyukur tetapi terus bersikap takbur) serta berkata dengan sombongnya: "Tuhanku telah memuliakan daku!"
Dan sebaliknya apabila ia diuji oleh Tuhannya, dengan disempitkan rezekinya, (ia tidak bersabar bahkan ia resah gelisah) serta merepek dengan katanya: "Tuhanku telah menghinakan daku!"
Jangan demikian, (sebenarnya kata-kata kamu itu salah). Bahkan (perbuatan kamu wahai orang-orang yang hidup mewah, lebih salah lagi kerana) kamu tidak memuliakan anak yatim, (malah kamu menahan apa yang Ia berhak menerimanya);
(Al-Fajr: 14-17)

Maka apabila manusia disentuh oleh sesuatu bahaya, ia segera berdoa kepada Kami; kemudian apabila Kami memberikannya sesuatu nikmat (sebagai kurnia) dari Kami, berkatalah ia (dengan sombongnya): "Aku diberikan nikmat ini hanyalah disebabkan pengetahuan dan kepandaian yang ada padaku". (Tidaklah benar apa yang dikatakannya itu) bahkan pemberian nikmat yang tersebut adalah ujian (adakah ia bersyukur atau sebaliknya), akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (hakikat itu).
(Az-Zumar: 49)

KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?

Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.
(Al-Baqarah: 216)


KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.
(Al-Baqarah: 286)


BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

Wahai sekalian orang-orang yang beriman! Mintalah pertolongan (untuk menghadapi susah payah dalam menyempurnakan sesuatu perintah Tuhan) dengan bersabar dan dengan (mengerjakan) sembahyang; kerana sesungguhnya Allah menyertai (menolong) orang-orang yang sabar.
(Al- Baqarah :153)

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk
(Al-Baqarah: 45)


Demi sesungguhnya! Kami akan menguji kamu dengan sedikit perasaan takut (kepada musuh) dan (dengan merasai) kelaparan, dan (dengan berlakunya) kekurangan dari harta benda dan jiwa serta hasil tanaman. Dan berilah khabar gembira kepada orang-orang yang sabar
(Al- Baqarah:155)


Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan).
(Al-Imran: 200)

(Sebenarnya) apa yang ada pada kamu akan habis dan hilang lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah tetap kekal; dan sesungguhnya Kami membalas orang-orang sabar dengan memberikan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka telah kerjakan.
(Al-Nahl: 96)

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

Sesiapa yang diberi hidayah petunjuk oleh Allah, maka dia lah yang berjaya mencapai kebahagiaan; dan sesiapa yang disesatkanNya maka engkau tidak sekali-kali akan beroleh sebarang penolong yang dapat menunjukkan (jalan yang benar) kepadanya.
(Al-Kahf: 17)

Cukuplah bagiku Allah (yang menolong dan memeliharaku), tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; kepadaNya aku berserah diri, dan Dia lah yang mempunyai Arasy yang besar.
(At-Taubah: 129)

AKU DAH TAK DAPAT BERTAHAN LAGI!!!!!

... ..dan jgnlah kamu berputus asa drp rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yg kafir.
(Yusuf: 12)

(Sumber Cahaya Mukmin)

Mengendali Hawa Nafsu

Imam Al-Ghazali dalam bukunya Tentang Mengendalikan Hawa Nafsu menguraikan tentang pengendalian hawa nafsu ini.


Nafsu dibagi menjadi empat bahagian, iaitu
1.keserakahan nafsu terhadap harta benda.
2.nafsu amarah akan membakar dan membutakan hati,
3. kesenangan duniawi mendorong nafsu
4. nafsu syahwat.

1. Imam Al-Ghazali mengajak orang yang sudah kaya mensyukuri kekayaannya. Jika engkau menjadi orang kaya, maka syukurilah. Jika dirimu berkedudukan, manfaatkanlah kekuasaan dan kedudukanmu untuk memakmurkan rakyat. Jangan sekali-kali memanfaatkan kuasa untuk mengumpul harta benda sampai tak habis dimakan tujuh keturunan.

2. Mengendalikan nafsu amarah yang ada dalam diri sendiri juga tidak kurang pentingnya. Namun, yang lebih penting adalah menghadapi amarah dan kezaliman orang lain. Oleh sebab itu, berusaha sabar dalam menghadapi kemarahan dan kezaliman orang lain.

Cara yang paling baik dalam hal ini ialah berusaha sabar dan berlapang dada, suka memaafkan dan bermurah hati. Sesungguhnya ada tiga akhlak yang sangat terpuji dan harus engkau miliki. Yaitu, memaafkan kezaliman orang lain, bermurah hati terhadap orang yang bakhil dan menolong orang yang menyalahi peribadimu.

Betapa pentingnya menahan rasa dendam dan amarah. Marah itu adalah nafsu dan nafsu itu dimasuki syaitan, sehingga akibat dari kemarahan selalu buruk dan merugikan. Oleh karena itu, jika suatu ketika engkau menjumpai seseorang dan marah dengan zalim, maka janganlah engkau balas dengan kemarahan pula. Api tak boleh dilawan dengan api. Jika engkau lawan dengan kemarahan pula, maka petaka yang terjadi, api nafsu semakin berkobar. Walaupun engkau perlakukan dengan zalim dan dengan kemarahannya, maka untuk sementara waktu engkau hadapi dengan tenang.

3. Manusia selalu diingatkan agar tidak terjerumus akan kesenangan duniawi, karena hal itu akan mendorong nafsu menjadi liar. Kesenangan duniawi itu racun pembunuh yang mengalir dalam urat. Ke luar dari hati, ketakutan, kegundahan, ingat kepada mati dan huru-hara di hari kiamat. Inilah yang dinamakan hati mati.

Syaitan selalu menggoda setiap manusia setiap masa dan ketika. Ini sesuai dengan janjinya di hadapan Allah, ketika Iblis keluar dari Surga.

Syaitan itu pandai, diwarnainya dunia ini dengan harta, kuasa dan wanita. Dengan cara apa pun dilakukan orang mengejar kuasa. Orang berlumba mengejar kuasa, tanpa memeperdulikan kaedah yang di ajarkan agama, apalagi norma-norma pekerjaan yang sebenarnya.

Setelah menduduki kuasa, seseorang akan mudah memperoleh kekayaan. Dengan wang dan kekayaan itu seseorang pun akan mudah hidup bersenang-senang dengan perempuan yang bisa "dibelinya".

Bagi orang yang lemah iman dan akalnya dapat dikalahkan dengan nafsu, meskipun ilmunya banyak dan ia sebagai ulama, tetap saja hatinya sibuk memikirkan harta duniawi. Dan -- maaf saja -- dengan menjual syariat, menjual ayat-ayat Al Quran lalu memutar-balikkan kebenaran dilakukannya demi harta dan kenikmatan duniawi.

4. Imam Al-Gazhali mengingatkan bahwa syaitan menggoda manusia di dunia ini melalui seribu cara. Dan yang paling berbahaya ialah harta dan wanita. Setan telah memasang perangkap godaannya melalui harta dan wanita. Tidak sedikit manusia yang hancur kehidupannya hanya karena memburu harta dan gagal. Banyak orang yang rosak hidupnya hanya karena mencari kesenangan dan memburu wanita.

Dalam ajaran Islam, nafsu itu bukan untuk dibunuh, melainkan untuk dijaga dan di kawal.

1 . Banyakkan berpuasa
2. Jangan melihat sesuatu yang boleh menaikkan nafsu
3. Amlakan sifat sabar dan berlapang dada,
4. Jangan berada di tempat atau situasi yang boleh membantu nafsu
5. Jangan lah makan terlalu kenyang
6. Lakukanlah amalan kebajikan seperti sedekah jariah serta belajar ilmu agama.
7 Lakukan sesuatu denagan ikhlas dan dengan bacaan Bismillah

(Sumber Cahaya mukmin)

Selasa, 21 April 2009

Tanda Tanda Manusia Yang Cinta Kepada Allah-Imam Ghozali-

1)Tidak ada keraguan dalam menghadapi kematian.sebab dengan kematian itu dia akan bertemu dengan yang dicintainya,iaitu Allah SWT.dia menghadapi kematian itu laksana tekad Nabi Ibrahim AS. yang diceritakan dalam suatu hadis bahwa tatkala malaikat maut datang untuk mencabut nyawa ruh Nabi Ibrahim,maka beliau berkata kepada malaikat maut:"adakah layak anda mencabut jiwa seorang yang Cinta kepada kekasihnya?(Allah).maka turunlah wahyu kepada Nabi Ibrahim:"Adakah engkau lihat bahawa seorang kekasih benci untuk bertemu dengan yang dikasihiNya?"
mendengar firman dari Allah itu,maka tanpa ragu ragu sedikitpun nabi Ibrahim berkata kepada malaikat maut"kalau begitu,sekarang silakan engkau mencabut ruhku"

2)sentiasa mengendalikan hawa nafsunya dan memuatkan segala perbuatannya yang lahir dan yang batin dalam mentaati perintah Illahi.

3)Selalu ingatannya tidak lepas dari Allah dengan jalan memperbanyakkan Dzikrullah dalam erti yang menyeluruh(luas)

4)Rajin BERKHALWAT dan bersunyi dari untuk mengenangkan Allah.selalu memohon doa,solat malam(tahajjud) dan lain2.

5)sentiasa memikir atas kelalaian dalam kealpaannya,menyesali hidup dan waktunya yang terbuang percuma yang tidak digunakan untuk amalan2 mulia.

6)Merasa nikmat dan bahagia apabila mengerjakan ibadah secara tertib,tidak merasa berat melakukannya.

7)Berlaku ramah terhadap sesama kaum muslimin dan bersikap tegas terhadap orang yang ingkar.Benci terhadap perbuatan2 maksiat,dan marah terhadap orang2 yang melakukan kejahatan.

8)Mengerjakan ibadah bukan kerna takut.tetapi benar2 melakukannya sebagai kewajipan sebagai seorang hambaNya.

9)Menyembunyikan amal ibadahnya dari penglihatan orang ramai,dan tidak menonjolkan amalnya supaya dipuji dan di sanjung2.

10)Sentiasa melekat di hatinya kepada Allah dan Redha menerima segala macam cubaan yang ditimpakan Allah kepadanya.

Salah satu cara untuk memupuk perasaan Cinta kepada Allah itu ialah sentiasa melatih diri untuk selalu ingat kepada Nya,sentiasa berdzikir dan berfikir tentang keindahan dan kesempurnaan alam semesta,keagungan dan kenaha Rohmahan Illahi dalam mengkurniakan nikmat yang melimpah ruah kepada manusia.InsyAllah.

Rasulullah SAW. seringkali berdoa seperti berikut:
"Tuhanku,Katakanlah kepadaku CintaMu dan kecintaan orang orang yang engkau Cintai.Mencintai sesuatu yang mendekatkan aku kepada CintaMu.Jadikanlah CintaMu menjadi hal yang lebih ku Cintai dari pada air yag sejuk(kehidupan)"

Jalaludin Rumi tentang Taubat

Jika engkau belum mempunyai ilmu, hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya!

Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepada-Nya!

Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu
yang kering, munafik dan tanpa keyakinan;
karena Tuhan, dengan rahmat-Nya
akan tetap menerima mata uang palsumu!

Jika engkau masih mempunyai
seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah
menjadi sembilan puluh sembilan saja.
Begitulah caranya!

Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayolah datang, dan datanglah lagi!

Karena Tuhan telah berfirman:
"Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepada-Ku,
karena Aku-lah jalan itu."

Wallahu `alam, Semoga bermanfaat.

Kata-kata Hikmah Abul Hasan Asy-Syadzili:

Pengelihatan akan yang Haqq telah mewujud atasku, dan takkan
meninggalkan aku, dan lebih kuat dari apa yang dapat dipikul, sehingga
aku memohon kepada Tuhan agar memasang sebuah tirai antara aku dan Dia.
Kemudian sebuah suara memanggilku, katanya " Jika kau memohon
kepada-Nya yang tahu bagaimana memohon kepada-Nya, maka Dia tidak akan
memasang tirai antara kau dan Dia. Namun memohonlah kepada-Nya untuk
membuatmu kuat memiliki-Nya."Maka akupun memohon kekuatan dari Dia pun
membuatku kuat, segala puji bagi Tuhan!

Aku pesan oleh guruku (Abdus Salam ibn Masyisy ra): "Jangan anda
melangkahkan kaki kecuali untuk sesuatu yang dapat mendatangkn
keridhoan Allah, dan jangan duduk dimajelis kecuali yang aman dari
murka Allah. Jangan bersahabat kecuali dengan orang yang membantu
berbuat taat kepada Allah. Jangan memilih sahabat karib kecuali orang
yang menambah keyakinanmu terhadap Allah."

Seorang wali tidak akan sampai kepada Allah selama ia masih ada syahwat atau
usaha ihtiar sendiri.

Janganlah yang menjadi tujuan doamu itu adalah keinginan tercapainya hajat
kebutuhanmu. Dengan
demikian engkau hanya terhijab dari Allah. Yang harus menjadi tujuan
dari doamu adalah untuk bermunajat kepada Allah yang memeliharamu
dari-Nya.

Seorang arif adalah orang yang megetahui rahasia-rahasia karunia Allah
di dalam berbagai macam bala' yang menimpanya sehari-hari, dan mengakui
kesalahan-kesalahannya didalam lingkungan belas kasih Allah kepadanya.

Sedikit amal dengan mengakui karunia Allah, lebih baik dari banyak amal dengan
terus merasa kurang beramal.

Andaikan Allah membuka nur (cahaya) seorang mu'min yang berbuat dosa,
niscaya ini akan memenuhi antara langit dan bumi, maka bagaimanakah
kiranya menjelaskan :
"Andaikan Allah membuka hakikat kewalian seorang wali, niscaya ia akan
disembah, sebab ia telah mengenangkan sifat-sifat Allah SWT.

BERTUHANKAN ALLAH, BERSYARIATKAN SYARIAT MUHAMMAD SAW

wasiat khulafaur rasyidin

Jadilah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, tumbuh di tepi jalan. Dilempar
buahnya dengan batu, tetapi tetap dibalas dengan buah. -Saidina Abu Bakar
As-Siddiq

Alangkah buruknya kepapaan, kalau aku mengadu aku malu, kalau aku berdiam diri
aku binasa -Saidina Ali bin Abi Talib

Jangan berkawan dgn orang yang tamak kerana pada zahirnya ia ingin
membahagiakanmu tapi hakikatnya dia akan mencelakan. Jauhilah berteman dengan
pembohong kerana ia boleh menjadikan orang yang dekat lari daripadamu dan
sebaliknya .Janganlah berkawan dengan orang yang bakhil kerana ia akan melupaimu
di waktu kamu sangat memerlukannya dan jauhilah bersahabat dengan orang yang
suka berbuat jahat kerana ia tidak malu untuk menjualmu dengan harga yang sangat
murah - Saidina Ali bin Abi Thalib

Hanya lidah yang mahu berdusta dan berbohong. Namun pandangan mata, hayunan
kedua belah tangan, langkah kedua belah kaki dan pergerakan tubuh atau seluruh
anggota badan akan menafikan apa yang diucapkan oleh lidah -Khalifah Ali bin Abi
Talib

Jangan engkau percaya melihat kegagahan seorang lelaki. Tetapi jika mereka teguh
memegang amanah dan menahan tangannya daripada menganiayai sesamanya, itulah
lelaki yang sebenarnya -Khalifah Umar al-Khattab

Nilai seseorang sesuai dengan kadar tekadnya, ketulusannya sesuai dengan kadar
kemanusiaannya, keberaniannya sesuai dengan kadar penolakannya terhadap
perbuatan jahat dan kesucian hati nuraninya sesuai dengan kadar kepekaannya
terhadap kehormatan dirinya -Khalifah Ali bin Abi Talib

Kebajikan yang ringan adalah menunjukkan muka berseri-seri dan mengucapkan
kata-kata lemah-lembut
-Saidina Umar bin Al-Khatab

Orang yang terlalu memikirkan akibat dari sesuatu keputusan atau tindakan,
sampai bila-bilapun dia tidak akan menjadi orang yang berani -Khalifah Ali bin
Abi Talib

Agama buat kehidupan di akhirat, harta buat kehidupan di dunia. Di dunia orang
yang tidak berharta berasa susah hati, tetapi orang yang tidak beragama merasa
lebih sengsara -Saidina Abu Bakar As-Siddiq

Kekayaan yg sebenar ialah akal , kepapaan yg sebenar ialah rosak akal . Sepi
yang sebenarnya ialah kagum dengan diri sendiri dan kemuliaan yang sebenar ialah
akhlak yg baik. - Saidina Ali bin Abi Thalib

Barangsiapa menempatkan dirinya di tempat yang dapat menimbulkan persangkaan,
maka janganlah menyesal kalau orang menyangka buruk kepadanya -Saidina Umar
al-Khattab

Semulia-mulia manusia ialah siapa yang mempunyai adab, merendahkan diri ketika
berkedudukan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika
kuat - Khalifah Abdul Malik bin Marwan

Banyak berhutang akan menggelincirkan orang yang benar kepada pendustaan -
Saidina Ali bin Abi Thalib

Manusia yang berakal ialah manusia yang suka menerima dan meminta nasihat
-Saidina Umar bin Al-Khatab

Orang berilmu lebih utama daripada orang yang selalu berpuasa, bersolat dan
berjihad. Apabila mati orang yang berilmu, maka terdapat suatu kekosongan selain
oleh penggantinya (yang berilmu juga) -Saidina Ali bin Abi Talib

Barangsiapa yang jernih hatinya, akan diperbaiki Allah pula pada yang nyata di
wajahnya. -Saidina Umar bin Al-Khatab

Sesiapa yang dilantik menjadi pemimpin kepada manusia maka dia hendaklah
mengajar dirinya terlebih dahulu sebelum mengajar orang lain. Dan dia hendaklah
memperelokkan setiap tindak tanduknya seharian sebelum memperelokkan dengan
lidah. Dan sesiapa yang mengajar dirinya sendiri serta memperelokkannya lebih
layak untuk mendapat kemuliaan daripada mereka yang mengajar dan memperelokkan
manusia yang lain. - Saidina Ali bin Abi Thalib

Ingin aku jadi rumput sahaja, supaya dimakan oleh kuda kerana amat ngerinya
siksaan Allah- Saidina Abu Bakar As-Siddiq

Bagi setiap nikmat ada kunci yang membukanya dan ada kunci yang akan menyelaknya
yang mana kunci pembukanya adalah sabar dan kunci penyelaknya adalah malas -
Saidina Ali bin Abi Thalib

Kemarahan orang yang berakal dilihat pada tindak tanduknya dan kemarahan yang
ada pada orang jahil itu dapat dilihat melalui perkataannya. - Saidina Ali bin
Abi Thalib

Apabila kamu merasa letih kerana berbuat kebaikan maka sesungguhnya keletihan
itu akan hilang dan kebaikan yang dilakukan akan terus kekal. Dan sekiranya kamu
berseronok dengan dosa maka sesungguhnya keseronokan itu akan hilang dan dosa
yang dilakukan akan terus kekal. -Saidina Ali bin Abi Thalib

Dua nikmat yang sering dilupakan ialah kesihatan dan keselamatan. - Saidina Ali
bin Abi Thalib

Peliharalah iman kamu dengan memperbanyakkan sedekah, bentenglah hartamu dengan
mengeluarkan zakat dan tolaklah gelombang bencana bala dengan sentiasa berdoa
kepada Allah - Saidina Ali bin Abi Thalib

Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan, cinta,
dan rasa hormat. - Saidina Ali bin Abi Thalib

Keadilan itu syurga bagi orang yang dizalimi tetapi keadilan itu adalah neraka
bagi orang-orang yang bersifat zalim - Saidina Umar bin Al-Khatab

Orang yang tidak menguasai matanya, hatinya tidak ada harganya -Khalifah Ali bin
Abi Talib

Kalau engkau berasa berkuasa untuk membuat aniaya kepada hamba Allah, ingatlah
pula bahawa Allah lebih berkuasa membalasnya -Saidina Umar bin Al-Khatab

Saidina Ali berkata: "Wahai manusia, jagalah wasiatku. Jika kamu memegangnya
erat-erat dengan segala kesiapan sehingga kamu dapat melaksanakannya, kamu tidak
akan dapat keuntungan yang lebih besar darinya. Wasiat itu adalah :
1.Hendaklah kamu tidak berharap kecuali kepada Tuhanmu.
2.Hendaklah kamu tidak takut kecuali kepada dosa-dosamu.
3.Hendaklah kamu tidak malu untuk belajar jika tidak tahu.
4.Hendaklah orang yang alim berkata : "Aku tidak tahu," apabila dia memang tidak
tahu.

(ditulis oleh Hamba Fakir, Malaysia)

Senin, 20 April 2009

Doa Sufi Muda

TUHAN…

Ampuni dosa-dosa yang terkadang aku tidak tahu kalau itu dosa…

Tuntun dan bimbinglah aku ke jalanMU yang lurus ini,

Bimbinglah diri yang lemah ini agar tetap lurus dalam BERGURU

Serta tuntun juga orang-orang yang selalu besertaku dalam membesarkan namaMU

Terima kasih atas semua karunia yang ENGKAU berikan hingga usiaku yang ke 384 bulan


TUHAN…

Jangan ENGKAU berikan kekayaan yang membuat aku sombong

Jangan ENGKAU berikan kemulyaan yang membuat aku lalai

Jangan ENGKAU berikan kekuatan yang membuat aku angkuh

Jangan ENGKAU berikan kesenangan yang membuat aku lupa

Jangan ENGKAU berikan kenikmatan yang membuat aku kufur

Jangan ENGKAU berikan tahta yang membuat aku terpedaya

Jangan ENGKAU berikan pahala yang membuat aku tidak ihklas.


TUHAN…

Andai ENGKAU berkenan…

Berikan aku semua dengan kasih dan sayang MU

Hingga aku semakin tahu diri dan mensyukuri segala yang ENGKAU berikan…


TUHAN…

Berikan daku sahabat-sahabat yang selalu setia dalam menggapaiMU

Yang tangguh dan tabah dalam segala kesulitan

Yang tidak menjauh bila diberi kesenangan, tidak mengeluh bila diberi cobaan

Berilah saudara-saudaraku karunia yang membuat mereka selalu bersyukur kepadaMu,

Janganlah kami ENGKAU pecah belah

Janganlah kepada kami ENGKAU titipkan dendam kesumat, iri dengki dan sifat-sifat tercela,

Tapi titipkanlah di hati kami sifat saling menyayangi dan mencintai sesama…

Hari ini dan untuk selamanya


TUHAN…

Perkenankanlah doa hamba ini….


( Lamreeh, 9 Maret 2008 )


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Bridal Dresses. Powered by Blogger